BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Sistem Saraf Tepi
Sistem
saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan
otot dan organ tubuh, tidak
seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang,
membiarkannya rentan terhadap racun dan luka mekanis. Sistem saraf tepi
merupakan bagian dari sistem saraf
manusia yang terdiri dari sistem saraf somatik (sistem saraf sadar) dan sistem
saraf otonom (sistem saraf tak sadar). Sistem saraf sadar berfungsi untuk
mengontrol segala aktivitas yang kerjanya dikendalikan oleh otak, dan sistem
saraf tak sadar berfungsi untuk mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur
oleh otak seperti denyut jantung, gerakan saluran pencernaan, dan sekresi
keringat. Sistem saraf tak sadar adalah sistem saraf di dalam tubuh yang
bekerja tanpa sepengetahuan pemilik tubuh. Sistem saraf tak sadar ini memiliki
peran yang sangat penting bagi tubuh, khususnya untuk menggerakkan usus,otot
polos, pupil, pembuluh darah, dan lain lain.
2.2. Fungsi Sistem
Saraf Tepi
Fungsi
sistem saraf tepi secara umum adalah untuk memberikan segala informasi mulai
dari pusat pengatur ke bagian pusat pengatur. Sistem saraf yang juga disebut
sebagai sistem saraf perifer ini tersusun atas jutaan bahkan milyaran sel darah
yang berguna untuk membawa rangsangan ke sistem saraf pusat. Sistem saraf
bagian tepi jika dibagi berdasarkan rangsangan saraf yang dibawa terdiri atas sel saraf aferen
dan sel saraf eferen. Sel saraf aferen merupakan sel saraf sensorik yang
banyak membawa impuls dari organ sensorik, sedangkan sel saraf
eferen merupakan sel saraf motorik yang banyak membawa tanggapan ke otot atau
kelenjar dan membuat pergerakan.
2.3.
Struktur Sistem Saraf Tepi
Bagian
sistem saraf tepi yang berupa sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (yaitu
saraf - saraf yang keluar dari otak)
dan saraf sumsum tulang belakang (yaitu saraf - saraf
yang keluar dari sumsum tulang belakang). Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri
dari 3 pasang saraf sensori, 5 pasang saraf motor, dan empat pasang saraf
gabungan antara kedua saraf tersebut (sensori
dan motor). Sedangkan saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan yang
terdiri dari 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf
pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor. Kemudian,
sistem saraf tak sadar disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun
dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Sistem
saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem
saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk
perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem
saraf somatis dan sistem saraf otonom.
2.3.1
Sistem
Saraf Somatis / Sadar (Saraf Kranial)
Sistem saraf sadar adalah saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar, di bawah kendali kesadaran kita, contohnya tangan kita sadar bergerak untuk mengambil gelas. Sistem saraf sadar (kraniospinal) meliputi sistem saraf kepala (kranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal). Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf kepala terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala.
Dua belas saraf tersebut meliputi:
a. Tiga
pasang saraf sensori, yaitu nomor I, II, dan VIII
b. Lima
pasang saraf motor, yaitu saraf III, IV, VI, XI, dan XII
c. Empat
pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor V, VII, IX, dan X
Sistem
saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang. Saraf tulang punggung melayani reseptor dan efektor lain (selain
reseptor dan efektor yang disaraf oleh otak). Berdasarkan asalnya, saraf
tersebut dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5
pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor. Pada
tubuh manusia dijumpai adanya pleksus (gabungan), yaitu beberapa urat saraf
bersatu membentuk jaringan urat saraf.
Ada 3 macam pleksus yaitu sebagai berikut:
a.
Pleksus servikalis,
merupakan gabungan urat saraf leher yang memengaruhi bagian leher bahu dan
diagfragma.
b.
Pleksus brakialis,
merupakan gabungan urat saraf lengan atas yang memengaruhi bagian tangan.
c.
Pleksus lumbo sakralis,
adalah gabungan urat sarraf punggung dan pinggang yang memengaruhi bagian pinggul
dan kaki..
2.3.2
Saraf Otonom
Sistem
saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini
terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang
kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal
ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion
disebut urat saraf post ganglion.
Sistem
saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak
di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai
serabut preganglion pendek dan preganglion yang panjang, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel
pada organ yang dibantu dan memiliki serabut postganglion pendek. Serabut
praganglion yang dimaksud adalah serabut saraf yang keluar dari ganglion.
Fungsi
sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem
saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama
cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum
sambung.
2.3.2.1
Sistem
Saraf Simpatik
Saraf Simpatik merupakan saraf yang berpangkal
pada sumsum tulang belakang di daerah dada dan juga pinggang. Saraf Simpatik
adalah bagian dari sistem saraf otonom yang cenderung bertindak berlawanan terhadap
sistem saraf parasimpatik dan umumnya berfungsi untuk memacu dan mempercepat
kerja organ-organ tubuh manusia, contohnya mempercepat detak jantuk dan
menyebabkan kontrasi pembuluh darah. Sistem ini mengatur fungsi kelenjar
keringat dan merangsang sekresi glukosa dalam hati. Sistem saraf simpatik
diaktifkan terutama dalam kondisi stres. Sistem saraf simpatik disebut juga
sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang
toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion
atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang.
Adapun fungsi saraf simpatik secara lengkap sbagai
berikut;
a.
Mempercepat denyut jantung
b. Mempersempit diameter pembuluh darah
c. Memperlambat proses pencernaan
d. Memperkecil bronkus
e. Menurunkan tekanan darah
f. Memperlambat gerak peristaltis
g. Memperlebar pupil
h. Menghambat sekresi empedu
i. Menurunkan sekresi ludah
j. Meningkatkan sekresi adrenalin.
b. Mempersempit diameter pembuluh darah
c. Memperlambat proses pencernaan
d. Memperkecil bronkus
e. Menurunkan tekanan darah
f. Memperlambat gerak peristaltis
g. Memperlebar pupil
h. Menghambat sekresi empedu
i. Menurunkan sekresi ludah
j. Meningkatkan sekresi adrenalin.
2.3.2.2
Saraf
Parasimpatik
Saraf
parasimpatik merupakan saraf yang berpangkal pada sumsum lanjutan (medula
oblongata) dan dari sakum yang merupakan saraf pre-ganglion dan post-ganglion.
sistem saraf ini di sebu juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf
preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral.
Fungsi
dari saraf Parasimpatik umumnya memperlambat kerja organ-organ tubuh. Susunan
saraf parasimpatik berupa jaring- jaring yang berhubung-hubungan dengan
ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh
yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Sistem saraf parasimpatik
memiliki fungsi yang berkebalikan dengan Fungsi sistem saraf Simpatik.
contohnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung,
sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.
Adapun fungsi dari sistem
saraf Parasimpatik
secara lengkap adalah:
a. Menghambat denyut jantung
b. Memperlebar diameter pembuluh darah
c. Mempercepat proses pencernaan
d. Memperlebar bronkus
e. Menaikkan tekanan darah
f. Mempercepat gerak peristaltis
g. Mempersempit pupil
h. Mempercepat sekresi empedu
i. Menaikkan sekresi ludah
j. Meninurunkan sekresi adrenalin.
a. Menghambat denyut jantung
b. Memperlebar diameter pembuluh darah
c. Mempercepat proses pencernaan
d. Memperlebar bronkus
e. Menaikkan tekanan darah
f. Mempercepat gerak peristaltis
g. Mempersempit pupil
h. Mempercepat sekresi empedu
i. Menaikkan sekresi ludah
j. Meninurunkan sekresi adrenalin.
2.3.2.3
Perbedaan
Saraf Simpatik dan Parasimpatik
Perbedaan
antar saraf simpatik dan parasimatik terletak pada posisi ganglion, saraf
simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel
pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion
pendek,sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang
karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik
selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari
keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa
saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Pada saraf simpatik dan saraf Parasimpatik juga
terdapat penghubung antara sistem saraf pusat dan efektor, yang dinamakan
gangion. Gangion saraf simpatik berada dekat dengan sumsum tulang beakang.
Serabut praganglion saraf simpatik berukuran pendek, sementara serabut pasca
gangionnya berukuran panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatik memiliki serabut
praganglion yang berukuran panjang dan serabut pascaganglion yang pendek.
Jika dilihat dari ganglionnya
a. Simpatik
: Ganglion saraf simpatik berada dekat sumsum tulang belakang. Serabut praganglion saraf simpatik
berukuran pendek, sementara serabut pasca ganglionnya berukuran
panjang.
b. Parasimpatik
: Saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion yang berukuran panjang dan serabut
pascaganglion yang pendek. ganglia neuron parasimpatik terletak di dekat atau
di dalam organ target.
Dan jika dilihat dari dari cara kerjanya :
a. Simpatik
merangsang kerja organ
b. Parasimpatik
menghambat kerja organ
2.3.2.4
Persamaan
Saraf Simpatik dan Parasimpatik
Peranan utama komponen simpatik
dan parasimpatik sistem saraf otonom
pada divisi motoris dalam mengatur fungsi tubuh bagian internal. Pada saraf
simpatik dan saraf parasimpatik terdapat penghubung antara sistem saraf pusat
dan efektor, yang dinamakan ganglion.
DAFTAR PUSTAKA
Sasrawan, Hedi. 2014. “Cara Kerja Sistem Saraf Simpatik
dan Parasimpatik”, (Online),(http://hedisasrawan.blogspot.com/2014/10/cara-kerja-sistem-saraf-simpatik-dan., diakses 10 Maret 2017).
Netral. 2016. “Pengertian Manusia secara Umum dan
Penjelasannya”, (Online),(http://hariannetral.com/2016/06/belajar-pengertian-manusia-secara-umum-dan-
penjelasannya.html. Diakses 10 Maret 2017).
penjelasannya.html. Diakses 10 Maret 2017).
Ini. 2016. “Pengertian Zoon Politicon”,(Online) ,(http://www.inipengertian.com/2016/02/pengertian-zoon-politicon.html?m=1. Diakses 10 Maret 2017).
Sasrawan,
Hedi. 2013. “Saraf Simpatik dan Parasimpatik”, (Online),(http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/08/saraf-simpatik-dan-parasimpatik-artikel.Diakses 10 Maret 2017).